Sebanyak 20 peserta didik Program Paket C dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Insan Desa, Kecamatan Cibugel, Kabupaten Sumedang, akan mewakili PKBM se-Sumedang dalam ajang Gema Tunas Tingkat Provinsi Jawa Barat yang akan digelar di Lembang pada 3–4 Oktober 2025 mendatang.
Dengan komposisi 10 perempuan dan 10 laki-laki, para warga belajar tersebut tengah menjalani sesi latihan intensif dalam beberapa pekan terakhir. Mereka berlatih setiap hari, memadukan kegiatan fisik, penguatan mental, hingga pembinaan kedisiplinan. Ajang Gema Tunas sendiri merupakan perhelatan tahunan yang mempertemukan perwakilan PKBM dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat untuk menampilkan kompetensi, kreativitas, serta keterampilan kepemimpinan para peserta didik kesetaraan.
Latihan yang dijalani para peserta bukan sekadar rutinitas biasa. PKBM Insan Desa melibatkan berbagai unsur—mulai dari tutor satuan pendidikan, anggota TNI, hingga pegiat Pramuka di Kecamatan Cibugel—untuk memastikan para peserta didik tampil optimal saat berlaga nanti.
“Sejak awal kami menekankan bahwa keterlibatan dalam Gema Tunas ini bukan hanya soal menang, tetapi juga membentuk karakter disiplin, rasa percaya diri, dan solidaritas,” ujar Ketua Yayasan yang menaungi PKBM Insan Desa, Asep Jazuli, saat ditemui di sela sesi latihan, Rabu (10/9).
Menurutnya, kolaborasi lintas unsur menjadi kunci. Para anggota TNI Koramil setempat memberikan pelatihan baris-berbaris, pembinaan fisik, dan penguatan mental. Sementara itu, para pegiat Pramuka Kecamatan Cibugel melatih keterampilan kepramukaan, kekompakan, serta membangun semangat gotong royong di antara para peserta didik.
“Melihat semangat anak-anak ini, kami yakin mereka bisa membawa nama baik Sumedang,” tambah Asep.
Di sela latihan, beberapa peserta mengaku antusias. Insan (19), salah satu peserta didik perempuan, menyebut kesempatan ini sebagai pengalaman berharga yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
“Dulu saya tidak melanjutkan pendidikan di Sekolah Formal. Tapi sejak ikut di PKBM Insan Desa, saya menemukan semangat baru. Bisa mewakili Sumedang ke tingkat provinsi itu seperti mimpi,” tuturnya dengan mata berbinar.
Hal senada disampaikan Muhammad Pajar Gozali (20), peserta laki-laki yang bertugas sebagai koordinator lapangan dalam tim. Ia menyebut bahwa latihan keras yang mereka jalani bukan sekadar mengejar kemenangan, tetapi juga membuktikan bahwa peserta didik kesetaraan mampu bersaing dan berprestasi.
“Banyak orang masih memandang sebelah mata peserta Paket C. Kami ingin menunjukkan bahwa kami juga punya potensi dan daya juang yang tinggi,” kata Pajar.
Kegiatan latihan yang berlangsung hampir setiap sore di lapangan Kecamatan Cibugel itu mendapat dukungan luas dari masyarakat setempat. Beberapa orang tua peserta bahkan sempat hadir untuk memberikan dukungan moral, membawakan makanan ringan, dan membantu mengatur perlengkapan latihan.
Pemerintah Kecamatan Cibugel juga ikut memberi dukungan. Camat Cibugel, Wawan Setiawan, menyebut bahwa keikutsertaan PKBM Insan Desa dalam Gema Tunas menjadi kebanggaan tersendiri bagi wilayahnya.
“Kami sangat mengapresiasi semangat anak-anak ini. Mereka adalah contoh bahwa pendidikan nonformal juga bisa melahirkan generasi yang tangguh dan berprestasi,” ujarnya.
Menjelang hari keberangkatan ke Lembang pada awal Oktober nanti, intensitas latihan dipastikan akan terus ditingkatkan. Setiap sore, lapangan terbuka di Cibugel dipenuhi yel-yel semangat, derap langkah baris-berbaris, dan diskusi kreatifitas tim.
Para peserta didik PKBM Insan Desa berharap dapat memberikan penampilan terbaik, membawa nama baik PKBM, Kecamatan Cibugel, dan Kabupaten Sumedang di hadapan ratusan peserta lain dari seluruh Jawa Barat.
“Menang atau tidak, kami ingin pulang dengan rasa bangga karena sudah memberikan yang terbaik,” ujar Pajar menutup perbincangan.
Ajang Gema Tunas Tingkat Provinsi Jawa Barat 2025 sendiri akan berlangsung selama dua hari, 3–4 Oktober di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, dan akan diikuti perwakilan PKBM dari seluruh kabupaten/kota.
Lihat postingan ini di Instagram
Bagi PKBM Insan Desa, langkah ini menjadi tonggak penting untuk menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan bukan jalan belakang, melainkan jalan alternatif yang sama mulianya dalam melahirkan generasi muda yang berdaya dan percaya diri.