Kamu pernah nyoblos di pemilu? Atau mungkin ngeliat orang tua kamu sibuk milih calon presiden atau anggota dewan? Nah, tau nggak sih kamu, ternyata pemilu pertama di Indonesia punya cerita yang seru banget, lho! Dan tokoh utama dalam babak sejarah ini adalah… drum roll… Kabinet Burhanuddin Harahap!
Yuk kita throwback ke tahun 1955, waktu Indonesia masih “balita” dalam urusan demokrasi. Negara kita baru aja berdiri 10 tahun, dan masih nyari-nyari format pemerintahan yang cocok. Nah, setelah Kabinet Ali Sastroamijoyo I memutuskan buat mundur alias menyerahkan mandat, muncullah langkah-langkah menuju pembentukan kabinet baru.
Waktu itu, Wakil Presiden Moh. Hatta turun tangan. Beliau nunjuk tiga formatur (kayak tim kreatifnya gitu, Squad!) buat ngerancang susunan kabinet. Mereka adalah Wilopo (dari PNI), Sukiman (dari Masyumi), dan Asaat (yang independen alias nggak punya partai). Mereka sepakat buat milih Moh. Hatta sendiri sebagai perdana menteri. Tapi sayangnya, karena Hatta masih jadi Wapres, rencana itu batal.
Akhirnya, spotlight pun jatuh ke Mr. Burhanuddin Harahap dari Partai Masyumi. Ia ditunjuk buat membentuk kabinet baru, dan sukses! Pada 12 Agustus 1955, lahirlah Kabinet Burhanuddin Harahap. Walaupun hanya berkuasa selama tujuh bulan (berakhir pada 3 Maret 1956), kabinet ini berhasil ngebuat gebrakan besar yang dikenang sampai sekarang.
Apa itu?
Yup, Pemilihan Umum pertama Indonesia!
Pada 29 September 1955, rakyat Indonesia untuk pertama kalinya nyoblos buat milih anggota DPR. Lalu, pada 15 Desember 1955, giliran pemilihan anggota konstituante yang bertugas menyusun undang-undang dasar. Bayangin, betapa bersejarahnya momen itu—jutaan rakyat Indonesia datang ke TPS, semangat milih wakil mereka. Suara rakyat beneran mulai bersuara, Squad!
Bukan cuma pemilu aja prestasinya. Kabinet ini juga mencatat sejarah penting lainnya, yaitu membubarkan Uni Indonesia–Belanda, sebuah ikatan sisa-sisa kolonialisme yang nggak relevan lagi bagi bangsa yang merdeka.
Namun, seperti banyak cerita seru, masa jabatan Kabinet Burhanuddin Harahap juga harus berakhir. Setelah pemilu selesai, tepat pada 3 Maret 1956, Burhanuddin menyerahkan kembali mandatnya ke Presiden Soekarno.
Referensi:
-
Ricklefs, M.C. Sejarah Indonesia Modern 1200–2008, Serambi, 2008.
-
Pemerintah RI melalui kemdikbud.go.id
-
Ensiklopedia Tokoh Indonesia – Profil Burhanuddin Harahap
-
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)
Keren kan kisah pemilu pertama kita? Ternyata perjuangan buat membangun demokrasi itu nggak instan dan butuh banyak kerja keras. Tapi dari sinilah perjalanan demokrasi kita dimulai.
Kira-kira kamu mau tahu lebih lanjut tentang sejarah demokrasi Indonesia setelah 1955 nggak?