Halo teman-teman!
Pernahkah kamu berpikir, seberapa penting lingkungan dan budaya lokal dalam kehidupan kita sehari-hari? Nah, di bab 5 pelajaran PPKn kelas 7 Kurikulum Merdeka ini, kita diajak untuk mengenal, memahami, dan tentunya belajar menghargai lingkungan serta budaya lokal di sekitar kita.
Mari kita mulai dengan mengenal lingkungan sekitar.
Ternyata, lingkungan itu terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu:
-
Lingkungan fisik
Ini adalah lingkungan yang bisa kita lihat secara langsung. Contohnya daerah pesisir yang dekat dengan laut, biasanya tanahnya berpasir. Ada juga daratan yang bisa berupa dataran rendah atau bahkan pegunungan tinggi. Nah, karena tempatnya berbeda-beda, tumbuhan (flora) dan hewan (fauna) yang hidup di sana juga beda, lho. -
Lingkungan flora dan fauna
Di setiap tempat, jenis tanaman dan hewan bisa sangat berbeda. Misalnya, di daerah pegunungan ada pohon pinus dan kera ekor panjang, sementara di daerah pantai bisa kita temui kelapa dan kepiting. -
Lingkungan sosial
Ini adalah lingkungan masyarakat dan tempat tinggal mereka. Ada masyarakat yang masih kuat memegang adat istiadat, bahkan punya tokoh adat yang dihormati. Tapi ada juga masyarakat yang hidup lebih modern tanpa adat khusus.
Mengenal dan Menghargai Budaya Lokal
Sekarang kita bahas tentang budaya lokal.
Budaya lokal adalah kekayaan yang berkembang di daerah kita masing-masing. Bentuknya macam-macam:
-
Situs lokal, seperti candi, makam bersejarah, atau tempat-tempat yang punya nilai sejarah.
-
Tradisi lokal, misalnya tradisi pernikahan, kelahiran, atau upacara adat.
-
Kesenian tradisional, seperti tari-tarian, musik daerah, hingga seni ukir atau anyaman.
-
Permainan tradisional, contohnya gobak sodor, congklak, egrang, dan masih banyak lagi.
Setiap daerah punya ciri khas sendiri yang membuatnya unik dan patut dibanggakan.
Makanan Tradisional: Rasa dan Warisan Leluhur
Makanan bukan hanya soal rasa, tapi juga warisan budaya.
Makanan tradisional biasanya dibuat dengan resep turun-temurun, berbahan dasar dari hasil alam seperti beras, jagung, ketela, ubi, atau sagu. Tidak hanya makanan utama, tapi juga ada minuman tradisional, jajanan khas daerah, dan bahkan obat herbal seperti jamu.
Bayangkan, setiap gigitan makanan tradisional membawa cerita dari masa lalu—tentang leluhur kita yang cerdas mengolah bahan alam menjadi makanan bergizi.
Produk dan Jasa Lokal: Buatan Tangan, Buatan Hati
Selain makanan, ada juga produk dan jasa lokal.
Produk lokal bisa berupa hasil kerajinan seperti tas dari anyaman, centong nasi dari batok kelapa, atau tikar pandan yang berwarna-warni. Ada juga barang-barang seperti sepatu, topi, dan dompet buatan pengrajin lokal.
Sementara itu, jasa lokal adalah layanan yang diberikan oleh masyarakat sekitar—mulai dari penjahit, tukang rias, fotografer, tukang cukur, hingga jasa arsitek dan pemijat. Mereka adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari yang sering kita temui namun kadang lupa kita hargai.
Apresiasi: Bentuk Nyata Menghargai
Lalu, bagaimana cara kita mengapresiasi lingkungan dan budaya lokal?
Ternyata, bentuk apresiasinya cukup sederhana, namun bermakna:
-
Aktif melakukan kegiatan yang mendukung pelestarian lingkungan dan budaya.
-
Aktif mengonsumsi produk lokal, seperti makanan dan kerajinan daerah.
-
Aktif menggunakan jasa-jasa lokal di sekitar kita.
-
Aktif mengembangkan potensi budaya lokal agar bisa dikenal lebih luas, bahkan sampai dunia internasional.
Kesimpulan
Menghargai lingkungan dan budaya lokal bukan hanya tugas orang dewasa, tapi tanggung jawab kita semua, termasuk para pelajar. Dari hal kecil seperti mencintai makanan tradisional, menggunakan jasa tetangga, hingga mempelajari adat istiadat setempat—semuanya bisa menjadi wujud nyata rasa cinta kita pada Indonesia.
Jadi, yuk mulai dari sekarang, kenali, hargai, dan lestarikan lingkungan serta budaya lokal di sekitarmu!
Untuk lebih jelas dalam mehaminya, temen-temen juga bisa mempelajarinya di Video dibawah ini :