Halo, teman-teman semua, warga belajar PKBM Insan Desa yang kami banggakan!
Pernah nggak sih, kita duduk-duduk di teras sambil minum kopi, lalu iseng memperhatikan aktivitas di warung seberang? Atau mungkin pernah heran melihat tanaman di pekarangan Pak RT yang tumbuh subur sekali? Saat kita melihat, memperhatikan dengan saksama, dan mencatat apa yang kita lihat itu, sebenarnya kita sedang melakukan sebuah kegiatan yang sangat bermanfaat, yaitu observasi.
Nah, teks laporan hasil observasi itu adalah cara kita menuangkan hasil pengamatan sehari-hari kita ke dalam bentuk tulisan yang rapi. Bayangkan saja, kita ini seperti seorang detektif di desa kita sendiri. Tugas kita adalah menyelidiki objek yang menarik perhatian kita, mengumpulkan “bukti” berupa fakta, lalu melaporkannya secara jelas dan detail, agar orang lain yang baca juga paham apa yang kita temukan. Keren, kan?
Apa Sih yang Membuat Laporan Ini Berbeda?
Teks ini bukanlah cerita rekaan atau curhatan hati kita. Ia adalah seorang pencerita yang jujur dan hanya berbicara fakta. Ada beberapa ciri khasnya:
- Berdasarkan Fakta, Bukan Perasaan: Teks ini isinya hal-hal yang bisa dibuktikan. Misalnya, kita menulis “Warung itu menjual minyak goreng bermerek X dan kopi kapal api,” bukan “Warung itu paling enak jualannya.” Kenapa? Karena “paling enak” itu rasa kita, sedangkan “menjual kopi kapal api” itu fakta yang bisa dilihat semua orang.
- Sifatnya Objektif (Netral): Sebagai pelapor, kita harus adil. Laporkan apa adanya, jangan ditambahi rasa suka atau tidak suka. Kita harus seperti cermin, hanya memantulkan apa yang ada di depannya.
- Membahas Sesuatu yang Umum: Teks ini biasanya menjelaskan sebuah jenis atau kelas objek, bukan satu objek spesifik. Jadi, kita nggak lagi ngomongin “kucing oren Punya Mbak Minah”, tapi kita akan menjelaskan tentang “kucing domestik” pada umumnya.
Yuk, Kita Bedah “Anatomi” Laporan Observasi!
Sama seperti memasak yang perlu takaran dan urutan, teks ini juga punya struktur yang jelas agar mudah dibaca. Mari kita bedah bersama-sama, misalnya dengan objek yang sering kita lihat: Pohon Mangga.
1. Pernyataan Umum / Klasifikasi (Pembuka) Ini adalah paragraf pembuka yang menjadi salam kita kepada pembaca. Di sini, kita memperkenalkan objek apa yang akan kita bahas.
Contoh: “Pohon mangga adalah salah satu jenis pohon buah yang sangat populer di Indonesia. Pohon ini sering kita jumpai di pekarangan rumah, di kebun, bahkan di tepi jalan desa kita.”
2. Deskripsi Bagian (Isi Inti 1) Setelah salam pembuka, saatnya kita masuk ke detailnya. Di bagian ini, kita menggambarkan komponen atau bagian-bagian fisik dari objek tersebut. Jelaskan satu per satu dengan jelas.
Contoh: “Secara fisik, pohon mangga memiliki batang yang kokoh dan berkayu. Daunnya berbentuk lonjong dengan warna hijau tua dan mengkilap. Buahnya yang masih muda biasanya berwarna hijau, dan akan berubah menjadi kuning, merah, atau jingga ketika sudah matang.”
3. Deskripsi Sifat atau Perilaku (Isi Inti 2) Objek itu punya kehidupan, kan? Di bagian ini, kita menjelaskan bagaimana objek itu “berperilaku” atau kebiasaannya.
Contoh: “Pohon mangga umumnya berbuah sekali dalam setahun, biasanya pada musim kemarau. Bunganya yang kecil-kecil berwarna putih kehijauan akan muncul sebelum buah tumbuh. Pohon ini menyukai tempat yang banyak terkena sinar matahari untuk tumbuh dengan subur.”
4. Manfaat (Kesimpulan) Sebagai penutup yang manis, kita bisa ceritakan apa saja manfaat atau peran objek tersebut bagi kita atau lingkungan sekitar.
Contoh: “Manfaat pohon mangga sangat besar bagi kita. Buahnya yang manis dan segar bisa dinikmati langsung atau diolah menjadi jus, rujak, dan dodol. Tajuknya yang rindang memberikan kesejukan dan naungan, sehingga sering dijadikan tempat berteduh.”
Seni Berbahasa dalam Laporan Kita
Agar laporan kita terlihat meyakinkan, ada beberapa tips bahasa yang perlu kita perhatikan:
- Gunakan Waktu Sekarang: Karena menjelaskan fakta umum yang selalu benar. Contohnya, “Pohon mangga memiliki akar tunggang,” bukan “Pohon mangga sedang memiliki akar tunggang.”
- Gunakan Istilah yang Tepat: Jika ada, sebutkan nama khususnya. Ini menunjukkan kalau kita benar-benar teliti. Contohnya: tajuk, daun lonjong, akar tunggang.
- Gunakan Kata yang Jelas: Pilih kata yang tepat untuk menggambarkan bentuk, warna, atau ukuran. Contohnya: “Batang yang kokoh dan kasar,” bukan hanya “batang besar.”
- Gunakan Kata Penghubung: Pakailah kata-kata seperti adalah, ialah, mempunyai, terdiri dari, bersifat untuk menghubungkan objek dengan deskripsinya.
Saatnya Kita Jadi Peneliti Hebat di Desa Kita!
Menulis teks laporan hasil observasi itu tidak sesulit yang kita bayangkan, teman-teman. Ini adalah ajakan untuk kita lebih peka dan cinta pada lingkungan sekitar. Ini melatih kita untuk berpikir lebih teratur, jujur, dan teliti.
Sekarang, giliran kalian, teman-teman hebat PKBM Insan Desa! Coba pilih sebuah objek sederhana di sekitar kita: bisa warung favorit kalian, tanaman hias di ruang belajar ini, seekor bebek yang berkeliaran, atau bahkan proses pembuatan kue klepon yang sering dijual di pasar. Amati dengan seksama, catat fakta-fakta yang kalian temukan, lalu susun menjadi sebuah laporan.
Siapa tahu, dari observasi kecil yang kita lakukan, kita bisa menemukan hal luar biasa yang belum pernah orang lain sadari. Mari kita jadikan desa kita sebagai laboratorium belajar yang paling menakjubkan. Selamat menulis dan berkarya.
UNTUK MATERINYA TEMAN TEMAN BISA DONWLOADNYA KLIK DISINI
UNTUK VIDEONYA TEMAN-TEMAN BISA LIHAT DIBAWAH INI
